Gedung PT. Transport Express Jaya, Lubuk Alung, Padang Pariaman.
Gedung PT. Transport Express Jaya, Lubuk Alung, Padang Pariaman.

Apakah menggunakan bus Tranex benar-benar menguntungkan konsumen?

Artikel ini berbahasa Indonesia, dan tidak disponsori oleh pihak manapun.

TL;DR.

Jika anda ingin menuju kota Payakumbuh, saya sangat menyarankan memilih bus Tranex jika memungkinkan.

Pendahuluan.

Tranex Mandiri merupakan salah satu merk moda transportasi AKDP (antar kota dalam provinsi) di Sumatera Barat. Perusahaan yang menaungi moda ini ialah PT. Transport Express Jaya, yang mana kantor pusatnya sepertinya berlokasi di Lubuk Alung, Padang Pariaman. Kini pun sepertinya telah bekerjasama dengan redBus jika ingin melakukan reservasi secara grup atau rame-rame. Selain Tranex Mandiri, terdapat tiga merk lainnya yang juga di bawah naungan PT ini, yakni:

  • Lubuk Basung Express. Sepertinya melayani dari Padang ke Lubuk Basung.
  • Transport Express Jaya. Sepertinya melayani dari Padang ke Jakarta.
  • Tranex Airport. Sepertinya melayani dari Bandara Internasional Minangkabau menuju Kota Padang.
Pada artikel ini, saya hanya akan membahas Tranex Mandiri yang melayani rute Padang menuju Payakumbuh sebagai kota tujuan terakhirnya. Poin-poin positif akan diawali dengan tanda positif di awal judulnya, dan poin negatif akan diawali tanda negatif. Seluruh konten ini merupakan pandangan pribadi saya selaku pengguna sejak tahun 2013-an hingga saat ini.

Kelebihan

+1: Waktu tunggu hanya di awal

Kelebihan pertama dari pemilihan Tranex ialah waktu tunggunya yang hanya di awal keberangkatan. Maksudnya di sini ialah, anda datang ke lokasi pembelian tiket atau tempat mangkal bus-nya, kemudian tanyakan tujuan, pesan tiket, lalu tunggu hingga bus-nya akan berangkat. Waktu tunggu ini relatif sekali, dan umumnya dipengaruhi oleh lokasi tujuan dan "cukupnya" penumpang. Selain waktu tunggu ini, tidak ada waktu tunggu lainnya selama perjalanan, kecuali beberapa hal yang akan dijelaskan pada poin selanjutnya.

+2: Jarang berhenti.

Yup. Seperti judulnya, bus Tranex ini jarang berhenti, kecuali:

  • Jika menjemput penumpang lain yang menghubungi penjual tiket, untuk dijemput di lokasi lain sepanjang jalur perjalanan.
  • Di dua lokasi lain, yakni:
    • Jika dari Padang, di WC Umum sebelum Air Terjun Lembah Anai. Akan ada penjual paragede jaguang (perkedel jagung), serabi, air mineral di sini.
    • Jika dari Payakumbuh/Bukittinggi, di sekitar MTsN Padang Panjang atau sebelum memasuki terminal (lingkar) Padang Panjang. Sama seperti di atas, akan ada penjual snack dan minuman di sini. Rasanya di area ini pun ada WC Umum...
  • Di lokasi dimana penumpang turun dari bus.
Selain lokasi di atas, tidak ada lokasi berhenti lainnya dari trayek ini.

+3: Duduk di tempat duduk.

Tranex tidak memiliki bangku cadangan, kecuali pada saat-saat tertentu. Artinya, dengan kapasitas penumpang kira-kira 16 orang maksimal, maka penumpang yang diisi memang hanya sejumlah itu saja. Anda tidak akan disesak-sesakkan pada area yang bukan ditujukan untuk tempat duduk, kecuali pada keadaan tertentu yang jarang sekali terjadi...

+4: Tarif flat.

Tarif yang dikenakan Tranex pada penumpang, ialah 20 ribu rupiah jika menuju kota Bukittinggi, dan 25 ribu rupiah jika menuju kota Payakumbuh. Sejak beberapa minggu terakhir, terdapat tipe bus baru, yakni penambahan AC, sehingga jendela tidak bisa dibuka untuk mendapatkan AC alami. 😂😅 Untuk bus tipe ini, biaya yang dikenakan ialah 25 ribu ke kota Bukittinggi, dan 30 ribu ke kota Payakumbuh.

Selain dari tarif-tarif di atas, terdapat keadaan tertentu, yang mana trayek akan berganti dari jalur biasanya, yakni melewati Padang Panjang menjadi melewati Malalak. Biasanya hal seperti ini terjadi jika kondisi cuaca sedang tidak baik (misalnya hujan lebat dan/atau jalan terputus), atau bahkan macet panjang. Kondisi lainnya ialah apabila supir memutuskan melewati jalan potong lain untuk menghindari macet pada trayek yang akan dilalui. Pada kondisi semacam ini, penumpang hanya dikenakan biaya tambahan sebesar lima ribu rupiah saja. Secara logikanya biaya ini dikenakan karena trayek perjalanan bertambah panjang, yang akan berujung pada semakin besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembelian bahan bakar.

+5: Kendaraan semakin baik.

Bagian dalam dari bus baru Tranex Mandiri.
Bagian dalam dari bus baru Tranex Mandiri.

Seperti yang telah disinggung di atas, dalam setahun terakhir, manajemen PT ini sepertinya mulai memperbaiki kualitas moda transportasinya. Di antaranya, penambahan tipe bus baru seperti ini. Baik dengan tambahan fitur AC maupun tidak. Pada bagian atas bus ber-AC ini pun juga terdapat lubang colokan USB, yang mungkin bisa digunakan untuk men-charge ponsel jika diperlukan.

+6: Supir tahu jalan potong.

Ini merupakan salah satu kelebihan lainnya. Supir-supir Tranex ini sepertinya memiliki koneksi dengan supir lainnya, baik sesama Tranex maupun merk lainnya. Jadi seandainya ada macet di kejauhan, supir biasanya akan menggunakan jalur lainnya agar dapat memotong titik macet ini.

Kekurangan

-1: Waktu tunggu kadang tidak pasti.

Kekurangan pertama, ini. Waktu tunggu di awal, kadang tidak pasti. Terutama untuk kota terjauh, seperti Payakumbuh. Terkadang jika beruntung, waktu tunggunya tidak akan lama, maksimal 30-60 menit. Namun jika apes, dan penumpang sepi, waktu tunggu ini bisa berlangsung lama hingga dua atau tiga jam... Hal-hal seperti ini terkadang... Mengajarkan bahwa ya sesudah kesusahan ada kemudahan dibalik kesabaran...

-2: Jangkauan agak nanggung.

Hal ini berlaku bagi mereka yang ingin menuju area Kabupaten Lima Puluh Kota. Tujuan akhir dari trayek Padang - Payakumbuh, hanya berhenti di Simpang Napar. Penumpang yang ingin menuju kabupaten 50 Kota, hanya bisa meminta jemputan kepada relasinya yang mungkin berdomisili di sekitar, atau menggunakan merk lainnya seperti Sinamar yang jangkauannya mencapai Tabek Panjang/Koto Baru Simalanggang, Lima Puluh Kota.

-3: Belum adanya tempat tunggu yang resmi di beberapa kota.

Gedung PT. Transport Express Jaya, Lubuk Alung, Padang Pariaman.
Gedung PT. Transport Express Jaya, Lubuk Alung, Padang Pariaman.

Ini... Kekurangan yang belum teratasi, selama bertahun-tahun, rasanya. Untuk dari Padang, tempat penjualan loketnya kini ialah di depan Ion Hotel, Ulak Karang, Padang. Di Payakumbuh, kini loketnya pun sudah berpindah tempat ke Simpang Napar, Payakumbuh Utara, Payakumbuh. Namun di Bukittinggi, tidak ada tempat tunggu resmi, penumpang yang ingin ke kota Padang hanya bisa menunggu di Aur Kuning, tanpa ada kejelasan kapan waktu kedatangan dan kemana jika ingin menaiki bus ini. Sayang sekali...

Kesimpulan.

Dari penjabaran di atas, apakah menggunakan bus Tranex ini, tidak akan mengecewakan? Ya. Selaku pengguna merk ini sejak tahun 2013, bisa dikatakan momen sedih menggunakan bus Tranex hanya beberapa kali. Oleh karenanya merk ini selalu menjadi prioritas saya jika ingin pulang kampung.

Terima kasih telah membaca postingan ini, sampai jumpa lagi :)